SMAN 5 Lebong Terapkan Pembelajaran Berbasis Digital

Bengkulu - Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Lebong mulai melakukan pembelajaran secara online melalui sebuah aplikasi digital bernama SIP-MAS SMAN 5 Lebong yang berbasis manajemen administrasi sekolah.

Pembelajaran berbasis digital merupakan satu-satunya sekolah di Kabupaten Lebong yang baru menerapkannya. Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 5 Lebong, Ferdiyan Midas SPd mengatakan, bahwa dengan menggunakan aplikasi SIP-MAS, sekolah telah mempersiapkan sebanyak 132 smartphone jenis Tablet yang sebelumnya mendapatkan bantuan dari Afirmasi tahun 2020 yang lalu.

“Tablet sendiri berada di ruangan tersendiri,” sampainya, Senin (14/06).

Ferdiyan menjelaskan, dalam pelaksanaan pembelajaran setiap siswa akan dipinjamkan 1 tablet yang kemudian diarahkan oleh guru mata pelajaran untuk membuka link google side. Kemudian akan tertera pelajaran apa yang akan didapati, baik itu dalam bentuk teks, gambar ataupun video.

“Nanti pelajaran apa yang sedang diikuti, maka di setiap tablet siswa akan muncul,” jelasnya. Ia menjelaskan, selain untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar pelaksanaan ujian, aplikasi SIP-MAS juga terdapat perpustakaan online, keuangan siswa, absensi siswa dan guru serta ekstrakurikuler.

“Bisa dilihat jika sudah ada izin dari pihak tata usaha sekolah untuk masalah data para guru, karena kita takutkan disalahgunakan,” ucapnya.

Sementara itu, Bupati Lebong, Kopli Ansori mengatakan, bahwa telah diterapkannya pembelajaran secara online oleh SMAN 5 Lebong merupakan salah satu bukti kesiapan Kabupaten Lebong menghadapi era globalisasi digital.

“Ini memacu untuk melahirkan SDM yang berwawasan global,” ucapnya.

Bupati berpesan, kepada pihak SMAN 5 Lebong, meskipun baru satu-satunya sekolah yang telah menerapkan pembelajaran berbasis online. Namun tidak menutup kemungkinan kedepan akan dikuti oleh sekolah lainnya, baik itu mulai dari Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

“Jadi SMAN 5 harus terus berinovasi dan jangan sampai kedepan karena merasa yang pertama menerapkannya, malah dikalahkan oleh SD maupun SMP,” ujarnya.(bengkulu ekspress)